IMPLEMENTING
INQURY-BASED LEARNING AND
EXAMINING THE EFFECTS IN JUNIOR COLLEGE
PROBABILITY LESSONS
Jessie Siew Yin Chong1, Mauereen
Siew Fang Chong2, Masitah Sharhil3,
Nor Azura Abdullah3
1 Maktab Duli Pengiran Muda Al-Muhtadee Billah, Ministry of
Education, Bandar Seri
Begawan, BE 1318, Brunei Darussalam 2 Brunei Darussalam Teacher
Academy, Ministry of Education, Bandar Seri Begawan, BJ 2524, Brunei Darussalam 3 Sultan
Hassanal Bolkiah Institute of Education, Universiti Brunei Darussalam, Bandar Seri Begawan, BE 1410, Brunei Darussalam
MELAKSANAKAN
PEMBELAJARAN BERBASIS
INQUIRY DAN EFEK KINERJA PELAJARAN
PROBABILITAS DALAM COLLEGE JUNIOR
Direview oleh:
Putri Indah Suntari1
1 Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
1 putriindahsuntari@gmail.com
This study examined
how Year 12 students use their inquiry skills in solving conditional
probability questions by means of Inquiry-Based Learning application. The
participants consisted of 66 students of similar academic abilities in
Mathematics, selected from three classes, along with their respective teachers.
Observational rubric and lesson observation checklist were used as the data
collection instruments. The results obtained were analyzed and then
quantitatively reported. Findings from the observational rubric revealed that
Year 12 students were able to understand most of the questions during the
activity, but they only select and use one previously learned method to solve
the questions during the activity. In addition, these students rarely seek and asked
probing questions during the activity. They only used words, diagrams and
numbers to interpret the solutions to the questions and make connections
between them but with few mistakes detected.
Keyword: Statistic Education, Condition
Probability, Inquiry-Based Learning, Students’ Performance
PENDAHULUAN
Studi
ini meneliti bagaimana siswa Kelas 12 di Brunei Darussalam menggunakan
keterampilan penyelidikan mereka dalam memecahkan pertanyaan probabilitas
bersyarat melalui aplikasi Inquiry-Based Learning. Peserta terdiri dari 66
siswa akademis yang memilki kemampuan sama dalam Matematika.
Permintaan
untuk pengembangan berkelanjutan, siswa menuntut agar guru menjadi inovatif
dalam pendekatan pengajaran. Meskipun demikian, pendidikan matematika
konvesional tetap berpusat pada guru di mana siswa bergantung pada guru untuk
mendapatkan informasi belajar. Di Brunei Darussalam, siswa menampilkan yang
diterima tentang apa yang diajarkan guru khususnya di Matematika. Siswa
cenderung menghafal dan mengunakan formula matematis yang diperlukan
untuk menjawab penilaian. Ini mengakibatkan siswa menghadapi kesulitan saat
dihadaplan pada situasi yang membutuhkan penerapan, pengetahuan, penemuan
pengetahuan baru, atau latihan kreativitas (Prahmana, Zulkardi, & Hartono,
2012). Misalnya, mayoritas siswa kelas 12 di Brunei Darussalam menyalahgunakan
rumus untuk probabilitas bersyarat saat memecahkan masalah. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pemahaman mereka terhadap konsep probabilitas bersyarat (Chong
Shahrill, 2014), yang mengarah pada terjadinya kesalahpahaman.
Inquiry-Based
Learning adalah pendekatan pendagogis konstruktivis di mana siswa
dipresentasikan dengan kesempatan untuk mengendalikan proses belajar mereka
melalui eksplorasi, penemuan, pembangunan, pengetahuan dan pemahaman, refleksi
dan pemikiran kritis (Santrock, 2001), bukan dikte guru (Huziak-Clark et al,.
2007). Studi sebelumnya menemukan bahwa pendekatan IBL memotivasi siswa untuk
mencari jawaban dari pembelajaran dan meningkatkan hasil afektif dan kognitif
siswa (Herman & Knobloch, 2004). Temuan menunjukkan bahwa siswa yang
berpartisipasi dalam pelajaran berbasis Inquiry telah meningkatkan tingkat retensi dan peningkatan kemampuan
memecahkan masalah, selain itu siswa juga menunjukkan “kinerja yang lebih baik
pada dekontekstual masalah pada matematika” (Brune, 2010:45)
Berdasarkan
masalah di atas, maka peneliti ini melakukan penelitian dengan judul
“Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Inquiry dan Efek Kinerja Pelajaran
Probabilitas dalam College Junior”. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengadaptasi IBL sebagai pendekatan instruksional baru yang akan
digunakan dalam pengajaran tingkat mahir probabilitas bersyarat, dan untuk
menyelidiki bagaimana siswa Kelas 12 menggunakan keterampilan penyelidikan mereka
dalam menyelesaikan pertanyaan probabilitas bersyarat melalui penerapan
Inquiry-Based Learning. Manfaat penelitian diharapkan agar siswa Kelas 12 dapat
menggunaan keterampilan penyelidikannya.
METODE
Metode
penelitian ini adalah menggunakan metode kuantitatif untuk menyelidiki dampak
penerapan IBL di Kelas 12 pada pelajaran Probabilitas. Instrumen utama yang
digunakan untuk pengumpulan data bersifat observasi rubrik dan daftar periksa pelajaran.
Rubrik pengamatan terdiri dari empat kategori dibuat mendasari
pedoman dari Andrade (2000), dan digunakan untuk menyelidiki bagaimana siswa
Kelas 12 menggunakan keterampilan penyelidikan mereka saat memecahkan
pertanyaan probabilitas bersyarat dalam kelompok Itu. Daftar periksa pengamatan
yang digunakan dalam penelitian ini melayani dua tujuan. Pertama, mereka
menggunakan untuk menganalisa kemajuan pelajaran IBL dan menemukan kesulitan
yang dihadapi saat menerapkan pelajaran. Kedua, daftar periksa observasi
pelajaran 'menilai lima kriteria: organisasi konten, strategi komunikasi,
penilaian, perilaku siswa, dan memberikan informasi bagi para peneliti dan para
guru terlibat dalam kemajuan pelajaran. Peringkatnya adalah (1) tidak sama
sekali, (2) rendah, (3) sedang, (4) tinggi, dan (5) sangat tinggi. Hasil
dari peringkat juga memberikan masukan bagaimana caranya siswa dari Kelas A, B
dan C menggunakan keterampilan penyelidikan mereka dalam memecahkan pertanyaan
probabilitas bersyarat selama pelajaran.
Rubrik terdiri dari empat kategori: pengertian,
pengetahuan sebelumnya, tanya jawab dan interpretasi digunakan untuk mengukur
kemampuan penyelidikan siswa. Karena waktunya berkendala, keterampilan
inquiry dalam penelitian ini hanya mengacu pada keterampilan siswa dalam
memahami masalah, penggunaan pengetahuan sebelumnya, pertanyaan dan
interpretasi melalui kegiatan eksplorasi. Sebuah perangkat perekaman video
juga digunakan saat mengamati pelajaran untuk memperkaya informasi yang dikumpulkan
dari daftar periksa serta rubriknya. Lokasi penelitian ini adalah di junior
college co-pendidikan Brunei Darussalam (setara dengan 11 th dan
12 th nilai di Sekolah Amerika).
PENUTUP
Simpulan
Dalam penelitian ini, hanya
satu pelajaran IBL yang dilakukan di setiap kelas. Karena itu, siswa kelas
12 hanya belajar dengan belajar selama satu pelajaran saja. Selain itu
juga yang pertama waktu yang mereka temui dan memecahkan pertanyaan
probabilitas bersyarat dengan menggunakan inquiry. Karena dengan jumlah
waktu yang terbatas, mereka mungkin tidak terbiasa dengan pengalaman belajar
baru ini dan mungkin ini alasan mengapa adanya dalam kecakapan penyelidikan
siswa Kelas 12 tidak seaman penelitian yang dilakukan di internasional (Brune,
2010; Ismail, 2008). Demikian pula, Vahey dkk. (1999) juga
menyebutkan bahwa tidak semua kegiatan berbasis penyelidikan dijamin dapat
menghasilkan pembelajaran produktif dalam Probabilitas dan Statistik.
Sementara itu, analisis
kuantitatif menggunakan ANOVA satu arah pada rubrik ketiga kelas yang
ditunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata
keterampilan penyelidikan siswa Kelas 12 di tiga kelas (F = 5.222, p =
0,020). Dari nilai rata -rata, dapat disimpulkan bahwa siswa di Kelas C (M
= 11.83) memiliki kemampuan penyelidikan terbaik saat menyelesaikan pertanyaan
probabilitas bersyarat dibandingkan dengan Kelas A (M = 9,40) dan Kelas B (M =
11.00).
Perlu ditekankan bahwa
penelitian ini bersifat explanatory dan eksploratif dan temuannya
harus dilakukan dan dipandang sebagai tentatif dan sugestif. Kesimpulan dari
penelitian ini dibatasi untuk sampel tertentu yang digunakan, topik serta tes
yang digunakan. Sesuai rekomendasi yang dibuat untuk memperbaiki
penelitian ini dengan saran dan penelitian selanjutnya. Studi ini memberi siswa
kelas 12 kesempatan untuk bertanggung jawab sendiri dalam belajar dengan
membangun konsep baru melalui penyelidikan. Keseluruhan temuan dari
penelitian ini terungkap dalam kinerja siswa Kelas 12 dalam probabilitas
bersyaratnya yang meningkat. Guru juga perlu kreatif dalam mengajar
mereka dan menunjukkan kepada siswa bahwa ada lebih dari satu cara belajar. Kreativitas
dalam penelitian ini difokuskan untuk mendorong pembelajaran berpusat pada
siswa di kelas. Ini termasuk mengeksplorasi makna probabilitas bersyarat
melalui aktivitas dan kemudian menghubungkannya dengan masalah kehidupan nyata.