Disusun Oleh :
Putri Indah Suntari
TM.161344
TM.161344
Dosen Pengampu:
Hamdi Zaspendi, M.Pd.I
Hamdi Zaspendi, M.Pd.I
Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi
Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan:
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB
II Pembahasan: Pembelajaran yang Efektif
2.1 Definisi Pembelajaran
2.2 Tipe Pembelajaran
2.1 Definisi Pembelajaran
2.2 Tipe Pembelajaran
2.3
Indikator
Keberhasilan Pembelajaran
2.4 Pembelajaran
yang Efektif
BAB III
Kesimpulan
BAB IV Daftar Pustaka
BAB IV Daftar Pustaka
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pembelajaran yang Efektif” ini dengan lancar. Shalawat beriringan
salam tidak lupa penulis kirimkan kepada baginda Nabi Muhammad Shalallahu
alaihi wa sallam.
Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampu dengan mata
kuliah Psikologi Pendidikan. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan
data-data yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan judul
makalah, tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Psikologi Pendidikan atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah
ini dan juga kepada rekan-rekan yang telah mendukung sehingga dapat
terselesaikannya makalah ini.
Penulis
berharap, adanya makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal
ini dapat menambah wawasan kita, khususnya bagi penulis. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih kurang dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan di masa depan.
Jambi, 22 April 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan
ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik.
Proses pembelajaran
dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan
kapanpun. Guru sebagai salah satu komponen pendidikan dan merupakan suatu
bidang profesi, mempunyai peranan yang sangat vital didalam proses belajar
mengajar untuk membawa anak didiknya kepada kedewasaan dalam arti yang sangat
luas. Bahkan boleh dikatakan bahwa keberhasilan suatu proses belajar mengajar
ini 60% terletak ditangan guru.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi pembelajaran?
2. Apa saja tipe pembelajaran?
3. Apa saja indikator keberhasilan pembelajaran?
4. Apa itu pembelajaran yang efektif?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas makalah.
2. Untuk mengetahui apa itu definisi pembelajaran
3. Untuk mengatahui apa saja tipe pembelajaran.
4. Untuk mengetahui indikator keberhasilan pembelajaran seperti apa.
5. Untuk mengetahui bagaimanan pembelajaran yang efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Pembelajaran
Istilah pembelajaran berasal dari bahasa
Inggris “instruction” yang dimaksud sebagai usaha yang bertujuan
membantu orang belajar (Gagne & Briggs, 1979). Gagne (1977) mendefinisikan
pembelajaran sebagai serangkaian peristiwa eksternal yang dirancang untuk
mendukung beberapa proses belajar, yang bersifat internal. Menurut Miarso
(2004), pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan
terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yan relatif menetap
pada diri orang lain. Usaha tersebut dapat dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang yang memiliki kemampuan atau kompentensi dalam merancang dan
atau mengembangkan sumber belajar yang diperlukan. Dapat pula dikatakan bahwa
pembelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh pendidik atau orang dewasa
lainnya untuk membuat pembelajar dapat belajar dan mencapai hasil belajar yang
maksimal.
Smith dan Ragan (1993) menyatakan bahwa pembelajaran adalah desain dan pengembangan penyajian informasi dan aktivitas-aktivitas yang diarahkan pada hasil belajar tertentu. Walter Dick (dalam Duffy dan Jonassen, 1992) mendefinisikan pembelajaran sebagai intervensi pendidikan yang dilaksanakan dengan tujuan tertentu, bahan atau prosedur yang ditargetkan pada pencapaian tujuan tersebut, dan pengukuran yang menentukan perubahan yang diinginkan pada perilaku. Dengan membandingkannya dengan istilah kurikulum, Snelbecker, seperti yang dikutip oleh Reigeluth (1983), menyatakan bahwa perbedaan utama antara kurikulum dan pembelajaran adalah bahwa kurikulum berkaitan dengan apa yang diajarkan sedang pembelajaran berkaitan dengan bagaimanan mengajarkannya.
Smith dan Ragan (1993) menyatakan bahwa pembelajaran adalah desain dan pengembangan penyajian informasi dan aktivitas-aktivitas yang diarahkan pada hasil belajar tertentu. Walter Dick (dalam Duffy dan Jonassen, 1992) mendefinisikan pembelajaran sebagai intervensi pendidikan yang dilaksanakan dengan tujuan tertentu, bahan atau prosedur yang ditargetkan pada pencapaian tujuan tersebut, dan pengukuran yang menentukan perubahan yang diinginkan pada perilaku. Dengan membandingkannya dengan istilah kurikulum, Snelbecker, seperti yang dikutip oleh Reigeluth (1983), menyatakan bahwa perbedaan utama antara kurikulum dan pembelajaran adalah bahwa kurikulum berkaitan dengan apa yang diajarkan sedang pembelajaran berkaitan dengan bagaimanan mengajarkannya.
Dari uraian diatas, tampaklah bahwa
pembelajaran bukan menitikberatkan pada “apa yang dipelajari”, melainkan pada
“bagaimana membuat pembelajar mengalami proses belajar”, yaitu cara-cara yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan cara pengorganisasian
materi, cara penyampaian pelajaran, dan cara mengelola pembelajaran.
Komponen-komponen pembelajaran ada dua, yaitu: (1) merancang tujuan belajar,
dan (2) mengidentifikasikan peristiwa pembelajaran yang tepat untuk tujuan yang
ditentukan (Bell-Gredler, 1986).
Dalam penggunaan sehari-hari, istilah
pembelajaran sering kali disamakan dengan istilah pengajaran, padahal keduannya
memiliki asal kata yang berbeda. Pembelajaran berasal dari kata dasar
“belajar”, sedang pengajaran berasal dari kata dasar “mengajar”. Dengan
demikian, istilah pembelajaran lebih berfokus pada proses belajar yang terjadi
pada diri sendiri pembelajar, sedang istilah pengajaran lebih berorientasi pada
proses mengajar yang dilakukan oleh guru. Menurut Miarso (2004: 528),
pembelajaran adalah usaha mengelola lingkungan belajar dengan sengaja agar
seseorang membentuk diri secara positif dalam kondisi tertentu, sedang pengajaran
adalah usaha membimbing dan mengarahkan pengalaman belajar kepada peserta didik
yang biasanya berlangsung dalam situasi formal/resmi. Penggunaan istilah
pembelajaran dianggap lebih tepat karena berfokus pada semua peristiwa yang
langsung memengaruhi belajar individu (Gagne dan Briggs, 1979). Selain itu,
pembelajaran lebih luas karena dapat disampaikan di mana pun, kapan pun dan
dengan media apa pun tanpa menuntut kehadiran seorang "pengajar”,
Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan
oleh pendidikan terhadap peserta didik, baik secara formal di sekolah maupun
secara informal dan nonformal di rumah dan di masyarakat. Tugas pembelajaran di
sekolah diemban oleh guru, di rumah oleh orang tua dan di masyarakat oleh para
tokoh masyarakat. Dalam konteks pendidikan formal di sekolah, memberikan pembelajaran
merupakan salah satu komponen dari kompentensi-kompentensi guru. Setiap guru
harus menguasai dan terampil melaksanakan tugas pembelajaran itu.
Pembelajaran yang lama didasarkan pada
anggapan bahwa pembelajar adalah konsumen, hasil belajar yang terpenting adalah
prestasi individu, dicirikan dengan pengotak-kotakan (orang dan pokok masalah),
dikontrol secara terpusat, pengajar sebagai terlaksana program, bersifat verbal
dan kognitif, dan program pembelajaran sebagai proses jalur perakitan, sedang
pembelajaran modern didasarkan pada anggapan bahwa pembelajar adalah kreator,
hasil belajar yang terpentinng adalah kerja sama dan prestasi kelompok,
dicirikan dengan saling keterkaitan, belajar sebagai aktivitas seluruh pikiran
dan badan, dan program pembelajaran menyediakan lingkungan belajar yang
kaya-pilihan dan cocok untuk seluruh gaya belajar (Meier, 2002).
2.2 Tipe Pembelajaran
Secara umum, ada dua
tipe pembelajaran, yaitu pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung.
Pembelajaran langsung adalah suatu bentuk pembelajaran di mana guru secara
langsung menyampaikan pelajaran, mendemonstrasikan, menjelaskan, dan
mengasumsikan tanggung jawab utama untuk kemajuan pelajaran, serta menyesuaikan
apa yang dilakukannya dengan usia dan kemampuan siswa. Menurut Blair (dalam
Elliot dkk., 1996), prestasi siswa dapat dicapai lebih tinggi dalam kelas di
mana mereka diajar langsung oleh guru mereka dibandingkan mereka belajar
sendiri. Banyak aktivitas yang terlibat dalam pembelajaran langsung, mencakup:
penyajian pelajaran, bimbingan latihan, penilaian hasil tugas, pemberian umpan
balik, dan pemonitoran aktivitas siswa.
Sebaliknya, pembelajaran tidak langsung
adalah suatu bentuk pembelajaran di mana siswa berupaya menemukan sendiri untuk
memperoleh fakta dan pengetahuan. Tipe pembelajaran ini dikenal juga dengan
pembelajaran inquiry. Pembelajaran ini kurang terstruktur dan lebih
bersifat informal, namun mendorong siswa untuk berpikir tentang makna dari
pemecahan masalah, serta siswa aktif mencari informasi dan tidak pasif menerima
pelajaran. Menurut Bruner (dalam Elliot dkk., 1996), pembelajaran inqury memungkinkan
siswa menjadi aktif dalam mencari pengetahuan sehingga akan meningkatkan makna
dari apa yang mereka pelajari. Dalam pembelajaran tipe ini, guru hanya
berfungsi sebagai fasilitator ketimbang menjadi pengajar.
Baik pembelajaran langsung maupun tidak
langsung semuanya diperlukan dalam pembelajaran dikelas. Pembelajaran langsung
memenuhi kebutuhan siswa untuk memperoleh fakta, sedangkan pembelajaran tidak
langsung memungkinkan siswa berupaya memecahkan masalah sendiri.
2.3 Indikator Keberhasilan Pembelajaran
Suatu pembelajaran dikatakan berhasil bila
mencapai hasil yang diharapkan. Menurut Reigeluth (1983), ada berbagai jenis
hasil pembelajaran tergantung pada model atau teori yang dipergunakan.
Selanjutnya dikatakan bahwa hasil pembelajaran berbeda dengan hasil belajar,
karena hasil pembelajaran lebih terfokus pada pembelajarannya, sedang hasil
belajar adalah salah satu aspek dari hasil pembelajaran.
Hasil pembelajaran dapat dikategori
menjadi tiga kelompok, yaitu: efektivitas pembelajaran, efisiensi pembelajaran,
dan daya tarik pembelajaran (Reigeluth, 1983). Efektivitas pembelajaran diukur
dari tingkat prestasi yang dicapai siswa. Prestasi siswa bentuknya
bermacam-macam, mulai dari yang sifatnya pengetahuan generik seperti mampu
memcahkan masalah, mampu menentukan hubungan, mampu berpikir logis, hingga
pengetahuan yang sifatnya spesifik isi seperti mampu mengingat fakta tertentu,
mampu mengklasifikasi contoh-contoh konsep tertentu, dan mampu mengikuti
prosedur tertentu. Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dari efektivitas
berbanding waktu yang digunakan siswa dan/atau biaya pembelajaran (waktu yang
digunakan guru, biaya yang dikeluarkan untuk mendesain dan mengembangkan
pembelajaran, dan sebagainya), sedang daya tarik (appeal) pembelajaran
sering kali diukur dari kecendrungan siswa untuk terus belajar.
2.4 Pembelajaran
yang Efektif
Kunci pembelajaran yang efektif terletak
pada guru. Ernest Boyer (Dalam Elliot, dkk., 1996) menyatakan bahwa ciri guru
yang efektif adalah: 1) mampu menggunakan bahasa dengan cara yang tepat, baik
dalam penggunaan istilah maupun simbol. Selain itu, bahasa tulisan dan ucapan
guru dapat membantu siswa belajar, serta memiliki kemampuan berkomunikasi
secara efektif; 2) memiliki pengetahuan yang memadai; dan 3) mampu membuat
hubungan yang bermakna tentang apa yang diketahuinya. Menurut Roestiyah (1986),
untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai
berikut:
1) Guru harus mengupayakan agar siswa belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
1) Guru harus mengupayakan agar siswa belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
2) Guru harus
mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar.
3) Penggunaan
motivasi yang tepat.
4) Adanya kurikulum
yang baik dan seimbang.
5) Guru perlu
mempertimbangkan perbedaan individual siswa.
6) Guru selalu
membuat perencanaan sebelum mengajar.
7) Diperlukan
pengaruh yang sugestif dari guru.
8) Guru harus
memiliki keberanian menghadapi semua persoalan yang timbul pada proses belajar
mengajar.
9) Guru harus mampu
menciptakan suasana yang demokratis.
10) Guru harus mampu
menstimulasi siswa untuk berpikir.
11) Semua bahan
pelajaran yang diberikan perlu diintegrasikan.
12) Adanya
keterkaitan antara pelajaran yang diterima dengan kehidupan nyata di masyarakat.
13) Guru harus
memberikan kebebasan pada anak untuk menyelidiki sendiri, mengamati sendiri,
belajar sendiri dan memecahkan masalah sendiri.
14) Guru perlu
menyusun pengajaran remedial bagi anak yang memerlukan.
Dengan analisis yang lebih spesifik,
Borich (dalam Elliot dkk., 1996) menyimpulkan lima karakteristik perilaku kunci
dari guru yang efektif, yaitu: 1) kejelasan pelajaran, 2) variasi pembelajaran,
3) berorientasi pada tugas, 4) pelibatan proses belajar, dan 5) keberhasilan
siswa. Kejelasan pelajaran menunjukkan seberapa jelas pelajaran
disajikan oleh guru di kelas, dengan kata lain apakah cara penyajian yang
ditempuh oleh guru membuat siswa memahami pelajaran? Untuk itu, guru harus
menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa, memberikan penjelasan yang
sejelas-jelasnya dengan memberi contoh, pada saat-saat tertentu tanyakan pada
siswa apakah mereka memahami apa yang dikatakannya, beri kesempatan yang cukup
bagi siswa untuk bertanya, dan gunakan metode mengajar yang tepat dan bahan
yang sesuai dengan usia dan tingkat berpikir siswa.
Variasi pembelajaran berarti teknik
mengajar yang digunakan oleh guru selama penyajian pelajaran berlangsung
haruslah fleksibel. Gunakan metode yang bervariasi, ganti metode pemberiaan
tugas dengan teknik diskusi dan berikan penguatan pada perilaku siswa yang
mendukung pencapaian tujuan. Gunakan keterampilan bertanya yang memungkinkan
siswa untuk tertarik pada pelajaran, dan bila mungkin, pergunakan berbagai
media pembelajaran dan sumber belajar yang tersedia. Novak dan Gowin (2002)
menawarkan dua strategi baru pembelajaran yang didasarkan pada pendekatan
konstruktivis, yaitu penggunaan Peta Konsep (Concept Mapping) dan
Diagram Vee.
Berorientasi pada tugas dan pelibatan
proses belajar menunjukkan pada pemberian kesempatan waktu pada siswa untuk
belajar. Bila selama proses pembelajaran berlangsung hanya didominasi oleh
kegiatan mengajar guru tanpa melibatkan aktivitas belajar siswa, maka sulit
diharapkan bahwa prestasi siswa dapat meningkat. Pemberian waktu yang lebih
terutama harus diberikan pada siswa yang memiliki prestasi rendah atau memilki
masalah dalam belajar. Untuk itu, guru harus senantiasa memonitor seluruh kelas
selama pelajaran berlangsung, untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat
dalam proses belajar.
Keberhasilan siswa, maksudnya
tingkat di mana siswa memahami dan menyelesaikan tugas mereka secara benar.
Pembelajaran yang efektif memungkinkan siswa memahami pelajaran dengan tepat
dan pada akhirnya memungkinkan siswa untuk mencapai prestasi belajar.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan makalah di atas, dapat
diambil kesimpulan bahwa: Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.
Pada hakikatnya pembelajaran yang efektif merupakan
proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai
peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu
memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu
serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
mereka.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif ditinjau
dari kondisi dan suasana serta upaya pemeliharaannya, maka guru selaku
pembimbing harus mampu melaksanakan proses pembelajaran tersebut secara
maksimal. Selain itu untuk menciptakan suasana dan kondisi yang efektif dalam
pembelajaran harus adanya faktor-faktor pendukung tertentu seperti lingkungan
belajar, keahlian guru dalam mengajar, fasilitas dan sarana yang memadai serta
kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Khodijah, Nyayu, Psikologi
Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers,2 016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar